This is default featured slide 3 title

One Lix Photography Portal of Photography World

One Lix Photography Portal of Photography World

This is default featured slide 5 title

One Lix Photography Portal of Photography World

Tuesday, July 3, 2018

Mengenal Apa Itu Photographer



            Seorang fotografer (φῶς (phos) Yunani, yang berarti "cahaya", dan γραφή (grafik), yang berarti "menggambar, menulis", bersama-sama berarti "menggambar dengan cahaya")  adalah orang yang membuat foto.

           Seorang fotografer amatir mengambil foto untuk kesenangan mengingat peristiwa, tempat atau teman tanpa niat menjual gambar ke orang lain.

           Seorang fotografer profesional kemungkinan akan mengambil foto untuk sesi dan biaya pembelian gambar, dengan gaji atau melalui tampilan, dijual kembali atau menggunakan foto-foto itu.

           Seorang fotografer profesional dapat menjadi karyawan, misalnya surat kabar, atau dapat membuat kontrak untuk meliput acara terencana tertentu seperti pernikahan atau kelulusan, atau untuk mengilustrasikan iklan. 

           Lainnya, seperti fotografer seni rupa, adalah pekerja lepas, pertama membuat gambar dan kemudian melisensikan atau membuat salinan cetak untuk dijual atau dipajang. Beberapa pekerja, seperti fotografer TKP, agen perumahan, jurnalis dan ilmuwan, menjadikan foto sebagai bagian dari pekerjaan lain. 

           Fotografer yang menghasilkan gambar bergerak daripada gambar diam sering disebut sinematografer, videografer atau operator kamera, tergantung pada konteks komersial.

          Istilah profesional juga dapat menyiratkan persiapan, misalnya, dengan studi akademis atau magang oleh fotografer dalam mengejar keterampilan fotografi. Ciri khas seorang profesional adalah mereka berinvestasi dalam melanjutkan pendidikan melalui asosiasi. 

           Banyak asosiasi yang menawarkan kesempatan untuk menguji dan menunjukkan ketajaman untuk mendapatkan kredensial seperti Certified Professional Photographer (CPP) atau Master Photographer. 

           Meskipun tidak ada persyaratan registrasi wajib untuk status fotografer profesional, mengoperasikan bisnis memerlukan memiliki izin usaha di sebagian besar kota dan kabupaten. Demikian pula, memiliki asuransi komersial diperlukan oleh sebagian besar tempat jika memotret pernikahan atau acara publik. Fotografer yang mengoperasikan bisnis yang sah dapat menyediakan barang-barang ini.

           Beberapa fotografer mengeksplorasi subjek khas lukisan seperti lansekap, lukisan alam benda, dan potret. Fotografer lain mengkhususkan diri dalam mata pelajaran yang unik untuk fotografi, termasuk fotografi jalanan, fotografi dokumenter, fotografi mode, fotografi pernikahan, fotografi perang, foto jurnalistik, fotografi penerbangan dan fotografi komersial. 

          Perlu dicatat bahwa jenis pekerjaan yang ditugaskan akan memiliki harga yang terkait dengan penggunaan gambar.

Kelebihan Dan Kekurangan Jenis-Jenis Kamera


BERIKUT JENIS-JENIS KAMERA BESERTA CIRI,KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

-Semi Pro DSLR

Fullframe atau APSH kualitas ga perlu di ragukan dengan harga 20 ~ 50 jutaan. Biasanya sih di gunakan di Studio Foto.

Yang membedakan antara Pro dan Semi Pro adalah kemampuan sensor(CCD) dalam menangkap gambar. Pada DSLR –Pro , CCD sudah mengadopsi 1/1 (terbuk
a penuh). Kemudi
an pada memori D
SLR-Pro sudah menggunakan High Speed Memory. Disamping itu fasilitas fitur-fitur pada kedua jenis ini hampir sama, bisa dioperasikan dengan berbagai pilihan program maupun manual.

Ciri-ciri :

lensa yang dapat dibuka/diganti, sehingga fotografer dapat memilih lensa sesuai yang diinginkan.


-Boutique CameraKamera Butik, Stylish dan Powerfull dengan rata rata menggunakan sensor fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan. Menurut Kai W seorang Fotografer dari Hongkong, Kualitas Kamera Butik lebih bagus dari pada Fullframe DSLR seperti D3S, dan Butik APSC seperti X100 mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut DXO Mark dengan bentuk yang Compact. Dengan 69 Juta sa
pa yg mau beli ( Leica M9 ) dan X100 13 Juta dan Harga Lensa Kamera Buik juga mahal.

Ciri-ciri :
rata rata menggunakan
Sensor Fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan.
Harganya cukup mahal

Kelebihan :
Stylish dan Powerfull
Kualitas lebih bagus dari pada Fullframe DSLR

Kekurangan :
Harga lensa yang mahal


-Medium format DSLR
Kamera Medium Format merupakan kamera yang biasanya menggunakan rollfilm. Besarnya format film pada kamera ini ditentukan oleh panjang foto yang direkam diatas kamera.

Kelebihan :

kualitas hasil foto yang bisa dicetak dengan ukuran besar, sehingga kebanyakan kamera ini dipakai untuk tujuan komersial atau reproduksi

kekurangan :
harga peralatan yang relatif mahal
adanya keterbatasan dalam depth of field (DOF) pada lensa dengan sudut gambar yang sama


-Compact digital
Kamera jenis ini merupakan kamera digital paling simpel. Dengan ukurannya yang tidak telalu besar dan pas di kantong atau biasa disebut kamera saku, menjadikan kamera ini banyak dipilih untuk pengguna yang membutuhkan kamera yang hanya sekedar mendapat foto saja. Dengan fitur standar namun memiliki mobilitas tinggi. Kamera ini juga tidak mempunyai shoot mode dialer.

Biasanya untuk menekan harga kamera ini memiliki dua jenis input bateri, batre AAA atau pun bateri bawaan yang bisa di charge. Yang menggunakan bateri AAA harganya jauh lebih murah.

Cocok digunakan pada Event indoor, Event outdoor yang tidak terlalu mengandalkan zoom, dokumentasi standar, Anda yg memiliki mobilitas tinggi & tidak mau repot.

Ciri-cirinya :
Ada mode exposure manual
Berukuran sensor besar
Dapat memilih format foto RAW
Punya hotshoe untuk dudukan flash external/aksesoris
Bodi kamera biasanya lebih besar dari biasanya.

Kelebihan :
Sensor Yang Lebih Kecil
Ukuran Lebih Kecil Dan Mudah Dibawa Keman-Mana
Harga Terjangkau

Kekurangan :
Auto Focus Yang Lambat
Kualitas gambar yang kurang bersih
Kualitas rentang dinamis yang kurang baik


-Prosumer
Kata “prosumer “ diambil dari PROfesional dan conSUMER. Kamera yang berjenis “point and shoot” ini mempunyai fitur lebih lengkap dibandingkan dengan kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan iso secara manual. Ada beberapa orang yang menggunakan kamera jenis ini untuk memulai belajar fotografi karena dirasa lebih praktis dan fungsional daripada kamera DSLR.

ciri-ciri :
Kamera prosumer terdiri dari dua jenis, yaitu Kamera prosumer berbentuk Kamera digital SLR (DSLR-like) yang juga disebut Bridge Camera
dengan lensa tetap yang tak dapat dilepas, sedangkan MILC walaupun lensanya dapat dilepas, tetapi tidak memiliki Cermin Reflex dan tentunya juga tidak memiliki Optical Viewfinder dan sebagai gantinya dipakai Electronical Viewfinder atau layar LCD saja.

Kelebihan :
Kamera digital prosumer memiliki bodi mirip kamera DSLR dan berlensa panjang namun tidak bisa dilepas-pasang layaknya lensa pada kamera DSLR.
Untuk ukuran lingkaran lensa, prosumer cenderung lebih kecil dari pada DSLR dan lebih besar dari compact.
Untuk fitur, kamera prosumer menyerupai DSLR. Setingan programnnya bisa diatur secara manual. Aperture/diafraghma, ISO dan Shutter Speed bisa diatur secara manual.
Dengan kemampuan dan tekhnologi yang ada, prosumer dianggap lebih praktis untuk fotografi sehari-hari.

Kekurangan :
Sensor prosumer yang lebih kecil disbanding DSLR berakibat kualitas hasil foto tidak bisa sebaik kamera DSLR
Kecepatan auto focus dan jeda antar satu foto dengan foto selanjutnya juga
merupakan kendala bagi yang membutuhkan moment penting dan cepat.

-Bridge Camera
Jenis kamera digital prosumer atau disebut juga Bridge CDC (Compact Digital Camera). Jenis kamera ini disebut bridge karena menjembatani pengguna kamera pocket untuk mendapatkan fitur dan kualitas yang lebih baik. Kualitas jenis kamera ini berada diantara kamera pocket dan kamera profesional (DSLR).

Ciri-ciri :
kemampuan zoomnya yang saat ini sudah melampaui 50x bahkan 60x dan untuk itu diperlukan sistem stabilisasi yang mumpuni, sehingga ada Bridge Camera yang dilengkapi dengan 5-axis Image Stabilization (Pitch, Yaw, Roll, Vertical Shift and Horizontal Shift), sehingga lebih unggul dari pada Sistem Stabilisasi yang dimiliki oleh Kamera digital SLR.
Image Stabilization yang unggul juga berguna untuk pengambilan gambar video sambil berjalan dan tentunya juga dapat mengambil foto dengan Kecepatan yang lebih lambat.

Kelebihan :
Punya lensa yang bisa zoom sangat jauh (ideal untuk foto subjek yang jauh seperti burung, atau pemandangan seperti detail gunung dll.
Sebagai perbandingannya, lensa kamera superzoom dapat mencapai lebih dari 500mm. Beberapa diantavranya mencapai 1000mm. Sedangkan untuk kamera DSLR kebanyakan 200-300mm dan itu pun perlu membeli lensa zoom telefoto terlebih dahulu.
Ukuran dan beratnya lebih ringan dan sedikit lebih kecil
Beberapa kamera memiliki kecepatan foto berturut-turut melebihi 10 foto per detik
Relatif murah dibandingkan kamera DSLR

Kekurangan :
Kualitas foto masih jauh dibandingkan hasil kamera DSLR karena pemakaian sensor foto yang sangat kecil. Kualitas foto yang dihasilkan lebih menyerupai kualitas kamera saku atau ponsel canggih.
Karena bukaan lensa biasanya makin kecil saat zooming, maka kita perlu cahaya lingkungan yang terang. Jika cahaya agak gelap, seperti sore hari atau di dalam ruangan, kualitas foto akan sangat menurun. Mengunakan tripod akan sangat membantu di dalam ruangan.
Tidak bisa ganti-ganti lensa seperti kamera DSLR
Banyak


-Consumer DSLR
DSLR bisa ganti lensa, harga relatif kompetitif 4 juta sampe 6 jutaan. Dengan Lensa Kit 18-55, kualitas gambar yang bagus menjadi pilihan anak muda sekarang.

Ciri-ciri :
Bisa Ganti Lensa
Memiliki Jenis Body Warna Lebih dari 1
Harga Relatif murah 4 – 6 Juta
Menggunakan Lensa Kit 18-55mm

Kelebihan :

o Lebih Fleksibilitas

o Gampang Upgradable

o Kinerja Yang Lebih Baik

o Kualitas Gambar Lebih Baik

Kekurangan :
harganya yang terbilang relatif mahal jika pengguna masih tergolong di dalam kelas pemula di dunia fotografi
lebih besar dan lebih berat dari camdig
orang akan merasa sulit untuk mengubah lensa atau terus mengoperasikan banyak tombol.


-Microless camera / Tlr
Hybrid atau Mirorrless ini adalah kamera mirip DSLR tanpa mirror dengan bentuk yg kompak. Biasanya memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri. Bentuk kompak + kualitas bagus.

Ciri-ciri :
Ukurannya yang relatif kecil,
Beratnya yang ringan,
Lensa yang dapat diganti-ganti,
Hasil bidikan yang dihasilkan juga tidak jauh beda dengan DSLR,5

Kelebihan :

memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri.

Kekurangan :

gambar dalam jendela bidik dibalik secara horizontal (dari kiri ke kanan) yang mengakibatkan pembingkaian foto yang sulit, terutama bagi pengguna yang belum berpengalaman atau dengan subjek yang bergerak

Jenis Jenis Kamera Untuk Mengenal Photography



Berikut Jenis Jenis Kamera Untuk Yang Baru Mengenal Photography :

MIRRORLESS

                                               
               Sesuai dengan namanya kamera mirrorless (Mirrorless interchangeable lens camera) ini tidak mempunyai cermin (mirror) itulah yang menjadi perbedaan dengan kamera DSLR. Sistem cermin yang ada di kamera DSLR digunakan untuk optical viewfinder. Sehingga kamera mirrorless tidak mempunyai fitur tersebut. Kamera ini hanya mengandalkan digital viewfinder (Layar LCD / LED) untuk mengetahui obyek yang kita bidik. 

               Itulah yang menyebabkan mirrorless camera ini ukurannya lebih kecil dari DSLR. Selain itu juga lensa kamera ini bisa diganti ganti. Pengaturan kamera ini layaknya DSLR yang bisa diatur full manual ataupun otomatis. Kualitas foto yang dihasilkan sama dengan DSLR. Contoh kamera mirroless adalah Canon EOS-MB1, Samsung NX1000 dll.


SEMIPRO DSLR

                                                    
               Kamera SEMI PRO DSLR memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ciri yang paling menonjol adalah lensa yang dapat dibuka/diganti, sehingga fotografer dapat memilih lensa sesuai yang diinginkan.Yang membedakan antara Pro dan Semi Pro adalah kemampuan sensor(CCD) dalam menangkap gambar. Pada DSLR –Pro , CCD sudah mengadopsi 1/1 (terbuka penuh). Kemudian pada memori DSLR-Pro sudah menggunakan High Speed Memory. Disamping itu fasilitas fitur-fitur pada kedua jenis ini hampir sama, bisa dioperasikan dengan berbagai pilihan program maupun manual.


BOUTIQUE CAMERA

                                                   
               Boutique Camera memiliki Ciri-Ciri Sebagai Berikut :
Kamera Butik , Stylish yet Powerfull. dengan rata rata menggunakan Sensor Fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan. menurut Kai W seorang Fotografer dari Hongkong. Kualitas Kamera Butik lebih bagus daripada Fullframe DSLR seperti D3S , dan Butik APSC seperti X100 mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut DXO Mark.


MEDIUM FORMAT DSLR

                                                 
              Kamera Medium Format merupakan kamera yang biasanya menggunakan rollfilm. Besarnya format film pada kamera ini ditentukan oleh panjang foto yang direkam diatas kamera. Pada umumnya format film pada Kamera Medium Format dimulai dari format film 4,5X6, 6X6, 6X7, 6X8, 6X9, atau ada juga panorama kamera dengan format sampai dengan 6X17.

              Pada umumnya pemakaian kamera dengan format ini jarang sekali ditemui pada kebanyakan penggemar fotografi, ini dikarenakan harga film serta pencetakan film yang agak mahal dibandingkan dengan kamera jenis SLR. Kelebihan dari kamera medium format ini adalah pada kualitas hasil foto yang bisa dicetak dengan ukuran besar, sehingga kebanyakan kamera ini dipakai untuk tujuan komersial atau reproduksi seperti foto untuk pemasangan iklan di poster, baliho, billboard, dsb.


              Sementara itu ada juga kekurangan atau hambatan dari pemakaian kamera jenis ini, yaitu harga peralatan yang relatif mahal, adanya keterbatasan dalam depth of field (DOF) pada lensa dengan sudut gambar yang sama. contohnya pada kamera SLR anda memerlukan lensa 35mm untuk mendapatkan kurang lebih sudut pemotretan sekitar 80 derajat, untuk mencapai sudut pemotretan yang sama anda harus memakai lensa 65mm pada kamera medium format dengan format film 6X6. 

              Tentunya anda bisa membayangkan dengan lensa 65mm anda mempunyai daerah depth of field yang lebih kecil dibandingkan lensa 35mm, akibatnya untuk mendapatkan daerah DOF yang setara dengan lensa SLR harus memilih rana yang lebih besar dan konsekuensinya harus menyesuaikan kecepatan pencahayaan (lebih rendah dari kamera SLR) yang tentunya pada motif tertentu sangat menghambat pemotretan.


COMPACT DIGITAL

                                                       
             Compact Digital Camera atau yang biasa disebut kamera saku aka kamera pocket karena bentuknya yang kompak dan bisa dimasukkan kedalam saku. Kamera ini juga kadang disebut point and shoot camera karena kepraktisannya yang kita hanya membidik dan menjepret gambar yang kita inginkan tanpa perlu setting manual yang ribet. 

            Kamera pocket biasanya easy to use dan relative murah. Cocok untuk pemula dan dibawa saat travelling dan juga untuk kebutuhan harian yang ingin memiliki kamera yang lebih bagus daripada kamera smartphone. Walaupun sekarang banyak juga tersedia smartphone yang memiliki kualitas kamera yang lebih bagus dari kamera pocket. Berbagai merk dan tipe yang telah ada saat ini adalah Nikon Coolpix L27, Sony DSC-W730 dsb.

             Compact Digital Camera atau yang lebih banyak dikenal sebagai kamera pocket ini adalah jenis kamera yang sering disebut ‘digicam’. Inilah jenis kamera digital yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Jenis kamera ini menekankan pada kemudahan dan kepraktisan pengambilan gambar. Pada pocket kamera level entry, tidak ada fungsi manual yang memungkinkan penggunanya melakukan eksplore kemampuan fotografi.


PROSUMER 

                                                     
              Jenis kamera yang kedua adalah Prosumer. Level ini sering pula dikenal orang sebbagai level Bridge . Dinamakan ‘Bridge’ (jembatan) karena jenis ini merupakan jenis yang mirip dengan Compact Digital Camera tapi kemampuan dan fasilitas yag dimiliki sudah hampir menyerupai kamera SLR digital (DSLR).

              Kemudahan pengoperasiannya mirip Compact Digital Camera. Tetapi fitur dan fungsinya seperti layaknya kamera digital SLR dengan berbagai penyederhanaan tentunya. Selain itu beberapa kamera dari segi ukuran dan bentuk bodynya pun mirip dengan kamera digital SLR. Salah satu perbedaannya dengan Compact Digital Camera adalah pada kualitas gambar yang dihasilkan. 

             Selain format gambar JPEG, Bridge Camera juga mampu menghasilkan gambar dalam format RAW dan TIFF, sehingga detail foto yang diambil akan terlihat lebih jelas dengan ketajaman pada warna, kontras, maupun depth of field. Maka dari itu, file gambar akan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan compact digital camera.


BRIDGE CAMERA


                                                    
               Biasa disebut juga bridge camera, atau advanced Compact camera. Jenis kamera ini merupakan level yang lebih tinggi daripada kamera pocket. Perbedaanya dengan kamera saku adalah Bridge camera ini tidak full otomatis, pengguna bisa mensetting secara manual exposure / Lensa kamera bridge ini tidak bisa digonta ganti layaknya kamera DSLR. Biasanya bentuk dan ukurannya lebih besar daripada kamera pocket. Contoh jenis kamera ini adalah Fujifilm Finepix S4600, Canon PowerShot G15 dsb.


CONSUMER DSLR

                                   
              Merupakan jenis camera DSLR yang bisa ganti lensa, harga relatif kompetitif 4 juta sampe 6 jutaan. Memiliki Jenis Body Warna Lebih dari 1. Dengan Lensa Kit 18-55, kualitas gambar yang bagus menjadi pilihan anak muda.

Apa Itu Photography


            Fotografi adalah seni, aplikasi, dan praktik menciptakan gambar yang tahan lama dengan merekam cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya, baik secara elektronik melalui sensor gambar, atau secara kimiawi dengan bahan peka cahaya seperti film fotografi. Ini digunakan di banyak bidang sains, manufaktur (mis., Fotolitografi), dan bisnis, serta penggunaannya yang lebih langsung untuk produksi seni, film dan video, tujuan rekreasi, hobi, dan komunikasi massa.

           Biasanya, lensa digunakan untuk memfokuskan cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan dari objek ke gambar nyata pada permukaan peka cahaya di dalam kamera selama eksposur berjangka waktu. 

            Dengan sensor gambar elektronik, ini menghasilkan muatan listrik pada setiap piksel, yang diproses secara elektronik dan disimpan dalam file gambar digital untuk tampilan atau pemrosesan selanjutnya. Hasil dengan emulsi fotografi adalah gambar laten yang tidak terlihat, yang kemudian secara kimia "dikembangkan" menjadi gambar yang terlihat, baik negatif atau positif tergantung pada tujuan bahan fotografi dan metode pemrosesan. 

          Gambar negatif pada film secara tradisional digunakan untuk membuat gambar positif secara fotografis di atas dasar kertas, yang dikenal sebagai cetakan, baik dengan menggunakan pembesar atau dengan mencetak kontak.

           Kata "fotografi" diciptakan dari akar kata Yunani φωτός (phōtos), genitive of φῶς (phōs), "light"dan γραφή (graphé) "representasi dengan menggunakan garis" atau "gambar",] bersama-sama yang berarti "menggambar dengan cahaya".

           Beberapa orang mungkin telah menciptakan istilah baru yang sama dari akar ini secara mandiri. Hercules Florence, seorang pelukis dan penemu asal Prancis yang tinggal di Campinas, Brasil, menggunakan bentuk kata Prancis, photographie, dalam catatan pribadi yang diyakini oleh sejarawan Brasil ditulis pada tahun 1834.  Klaim ini dilaporkan secara luas tetapi tampaknya belum pernah dikonfirmasi secara independen karena tidak ada keraguan.

         Surat kabar Jerman Vossische Zeitung tanggal 25 Februari 1839 memuat artikel berjudul Photographie, membahas beberapa klaim prioritas - terutama klaim Henry Fox Talbot - mengenai klaim penemuan Daguerre.Artikel tersebut adalah kejadian paling awal yang diketahui dari kata tersebut di depan umum mencetak. Itu ditandatangani "J.M.", diyakini sebagai astronom Berlin Johann von Maedler.

          Para penemu Nicéphore Niépce, Henry Fox Talbot dan Louis Daguerre tampaknya tidak tahu atau menggunakan kata "fotografi", tetapi menyebut proses mereka sebagai "Heliografi" (Niépce), "Gambar Fotogenik" / "Talbotype" / "Calotype" ( Talbot) dan "Daguerreotype" (Daguerre)

         Fotografi adalah hasil menggabungkan beberapa penemuan teknis, yang berkaitan dengan melihat gambar dan menangkap gambar. Penemuan kamera obscura ("ruang gelap" dalam bahasa Latin) yang menyediakan gambar pemandangan tanggal kembali ke Cina kuno. 

         Matematikawan Yunani, Aristoteles dan Euclid, secara terpisah menggambarkan kamera lubang jarum pada abad ke-5 dan ke-4 SM. Pada abad ke-6 M, matematikawan Bizantium Anthemius of Tralles menggunakan jenis kamera obscura dalam eksperimennya. Fisikawan Arab Ibn al-Haytham (Alhazen) (965-1040) juga menemukan kamera obscura dan kamera lubang jarum.

          Leonardo da Vinci menyebutkan kamera obscura alami yang dibentuk oleh gua-gua gelap di tepi lembah yang diterangi matahari. Sebuah lubang di dinding gua akan bertindak sebagai kamera lubang jarum dan memproyeksikan gambar yang terbalik secara terbalik pada selembar kertas. 

         Pelukis Renaisans menggunakan kamera obscura yang, pada kenyataannya, memberikan render optik dalam warna yang mendominasi Seni Barat. Ini adalah kotak dengan lubang di dalamnya yang memungkinkan cahaya untuk masuk dan membuat gambar ke selembar kertas.

          Kelahiran fotografi kemudian memusatkan perhatian pada cara menciptakan dan menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Albertus Magnus (1193-1280) menemukan perak nitrat,dan Georg Fabricius (1516-1571) menemukan perak klorida, dan teknik yang dijelaskan dalam Buku Optik Optik karya Ibn al-Haytham mampu menghasilkan foto-foto primitif menggunakan bahan-bahan abad pertengahan. .

            Daniele Barbaro menggambarkan diafragma pada 1566. Wilhelm Homberg menggambarkan bagaimana cahaya menggelapkan beberapa bahan kimia (efek fotokimia) pada tahun 1694. Buku fiksi Giphantie, yang diterbitkan pada 1760, oleh penulis Prancis Tiphaigne de la Roche, menggambarkan apa yang bisa ditafsirkan sebagai fotografi.

           Sekitar tahun 1800, penemu Inggris Thomas Wedgwood melakukan upaya pertama yang diketahui untuk menangkap gambar dalam kamera obscura dengan menggunakan zat yang peka terhadap cahaya.

           Dia menggunakan kertas atau kulit putih yang dirawat dengan perak nitrat. Meskipun ia berhasil menangkap bayangan objek yang diletakkan di permukaan dalam sinar matahari langsung, dan bahkan membuat salinan bayangan lukisan di atas kaca, dilaporkan pada tahun 1802 bahwa "gambar yang dibentuk dengan menggunakan kamera obscura telah ditemukan terlalu redup untuk menghasilkan , dalam waktu moderat, efek pada nitrat perak. " Gambar bayangan akhirnya menjadi gelap di seluruh.

Fakta Fotografi Di Dunia



           Fotografi dimulai pada zaman kuno yang terpencil dengan penemuan dua prinsip penting; proyeksi gambar kamera obscura dan pengamatan bahwa beberapa zat tampak berubah oleh paparan cahaya.

           Terlepas dari proses fotografi yang mungkin tetapi tidak diakui digunakan di Kain Kafan Turin tidak ada artefak atau deskripsi yang menunjukkan upaya untuk menangkap gambar dengan bahan sensitif cahaya sebelum abad ke-18. Sekitar tahun 1717, Johann Heinrich Schulze menangkap surat-surat cutout pada sebotol bubur yang peka terhadap cahaya, tetapi ia tampaknya tidak pernah berpikir untuk membuat hasilnya tahan lama. 

           Sekitar 1800 Thomas Wedgwood membuat yang pertama kali didokumentasikan dengan andal, meskipun upaya gagal menangkap gambar kamera dalam bentuk permanen. Eksperimennya memang menghasilkan foto-foto rinci, tetapi Wedgwood dan rekannya Humphry Davy tidak menemukan cara untuk memperbaiki gambar-gambar ini.

           Pada pertengahan 1820-an, Nicéphore Niépce pertama kali berhasil memperbaiki gambar yang ditangkap dengan kamera, tetapi diperlukan setidaknya delapan jam atau bahkan beberapa hari pemaparan dalam kamera dan hasil paling awal sangat kasar. 

           Rekan Niépce, Louis Daguerre melanjutkan untuk mengembangkan proses daguerreotype, proses fotografi pertama yang diumumkan secara publik dan secara komersial dapat dilakukan. Daguerreotype hanya memerlukan beberapa menit pencahayaan di dalam kamera, dan menghasilkan hasil yang jelas, detail halus. 

           Detailnya diperkenalkan sebagai hadiah kepada dunia pada tahun 1839, tanggal yang secara umum diterima sebagai tahun kelahiran fotografi praktis. Proses daguerreotype berbasis logam segera memiliki beberapa persaingan dari calotype negatif berbasis kertas dan proses cetak garam yang diciptakan oleh William Henry Fox Talbot.

            Inovasi selanjutnya membuat fotografi lebih mudah dan lebih fleksibel. Bahan-bahan baru mengurangi waktu paparan kamera yang diperlukan dari menit ke detik, dan akhirnya menjadi sepersekian detik; media fotografi baru lebih ekonomis, sensitif atau nyaman, termasuk roll film untuk penggunaan biasa oleh amatir. Pada pertengahan abad ke-20, perkembangan memungkinkan bagi amatir untuk mengambil gambar dalam warna alami dan hitam putih.

            Pengenalan komersial kamera digital elektronik berbasis komputer pada 1990-an segera merevolusi fotografi. Selama dekade pertama abad ke-21, metode fotokimia berbasis film tradisional semakin terpinggirkan karena keunggulan praktis dari teknologi baru ini menjadi sangat dihargai dan kualitas gambar kamera digital dengan harga sedang terus ditingkatkan. 

           Terutama karena kamera menjadi fitur standar pada ponsel pintar, mengambil gambar (dan langsung menerbitkannya secara online) telah menjadi praktik sehari-hari di mana-mana di seluruh dunia.

► Most Review

Apa Sih Itu Fotografer jalanan

             Fotografer jalanan / Street photography, juga kadang-kadang disebut candid candid, adalah fotografi yang dilakukan untuk se...