This is default featured slide 3 title

One Lix Photography Portal of Photography World

One Lix Photography Portal of Photography World

This is default featured slide 5 title

One Lix Photography Portal of Photography World

Sunday, January 20, 2019

Mengenal Photojournalism


          Photojournalism adalah bentuk jurnalisme tertentu (pengumpulan, pengeditan, dan penyajian bahan berita untuk publikasi atau penyiaran) yang menggunakan gambar untuk menyampaikan berita. 

          Sekarang biasanya dipahami hanya merujuk ke gambar diam, tetapi dalam beberapa kasus istilah ini juga mengacu pada video yang digunakan dalam jurnalisme siaran. 

         Photojournalism dibedakan dari cabang fotografi yang dekat lainnya (misalnya, fotografi dokumenter, fotografi dokumenter sosial, fotografi jalanan atau fotografi selebriti) dengan mematuhi kerangka kerja etis yang kaku yang menuntut agar karya tersebut jujur ​​dan tidak memihak sambil menceritakan kisah dalam istilah jurnalistik yang ketat . 

         Wartawan foto membuat gambar yang berkontribusi pada media berita, dan membantu komunitas terhubung satu sama lain. Wartawan foto harus memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup tentang peristiwa yang terjadi tepat di luar pintu mereka. Mereka menyampaikan berita dalam format kreatif yang tidak hanya informatif, tetapi juga menghibur.

         Seperti seorang penulis, jurnalis foto adalah seorang reporter, tetapi ia harus sering membuat keputusan secara instan dan membawa peralatan fotografi, seringkali ketika dihadapkan pada hambatan yang signifikan (mis. Bahaya fisik, cuaca, keramaian, akses fisik)



Apa Itu ISO Dalam Photography


           Dalam Photography tradisional ISO merupakan indikasi seberapa sensitif sebuah film foto terhadap cahaya. ISO diukur dalam nilai angka ( 100, 200, 400, 800 dll ). Semakin rendah nilai angkanya semakin rendah sensitifitas dari film foto dan semakin halus bercak noise pada foto yang di ambil.

           Setting ISO yang bernilai tinggi pada umumnya diterapkan pada keadaan yang lebih gelap atau kurang pencahayaan untuk mendapatkan shutter speeds yang lebih cepat. Sebagai contoh saat mengambil gambar objek pada stadion olahraga indoor. Saat kita ingin mem-freeze aksi olahragawan dalam keadaan minim pencahayaan. Namun perlu dicermati semakin tinggi ISO yang kita pilih semakin banyak noise yang akan kita dapat dalam foto. 

            Dalam Photography digital, ISO merupakan tolak ukur sensitifitas dari sensor gambar. Prinsip yang sama yang diterapkan dalam fotografi tradisional yang menggunakan film foto. Semakin rendah nilai angkanya semakin rendah sensitifitas dari film foto dan semakin halus bercak noise pada foto yang di ambil.Nilai ISO 100 umumnya menghasilkan gambar normal dan idealnya menghasilkan foto yang minim noise.


           Kebanyakan orang cenderung menggunakan kamera digital dalam mode “Auto” dimana kamera secara otomatis akan memilih pengaturan ISO yang sesuai berdasarkan kondisi saat anda menekan tombol shutter ( sistem auto kamera akan berupaya membuat nilai ISO serendah mungkin ) tapi kebanyakan kamera juga menyediakan fitur untuk memilih nilai ISO sesuai yang kita inginkan.

           Saat kita menggunakan kamera dan memilih setting ISO tertentu, kita akan menyadari bahwa hal itu akan memberikan pengaruh terhadap setting aperture dan shutter speed untuk mendapatkan foto yang baik well exposed. Sebagai contoh jika kita meninggikan nilai ISO dari 100 menjadi 400 kita akan menyadari bahwa kita bisa mengambil gambar pada shutter speed yang lebih tinggi dan aperture yang lebih kecil.

           Jika terdapat banyak cahaya dan menginginkan hasil yg jernih, menggunakan tripod dan objek foto dalam keadaan diam, maka sangat dianjurkan menggunakan ISO yang rendah.

           Jika kondisi gelap / minim cahaya, kita menginginkan gradasi , tidak menggunakan tripod, objek dalam keadaan bergerak, disarankan untuk meningkatkan nilai ISO ke settingan tinggi. Jadi hal tersebut dapat membuat kita memotret dengan shutter speed cepat dan tetap sempurna dalam memotret objek foto. Namun tentunya efek dari meninggikan nilai ISO akan berdampak pada meninggkatnya noise pada gambar.

           ISO adalah bagian penting dalam dunia fotografi digital yang sangat perlu untuk dipahami, jika kita ingin memperoleh control lebih pada kamera kita. Uji coba dengan settingan ISO yang berbeda dapat memberikan wawasan bagi kita bagaimana pengaruh nilai ISO terhadap hasil gambar

Hal Yang Perlu Diketahui Photographer Pemula


             Dalam fotografi, teknik pencahayaan dapat porsi terbesar, setelah itu tentang focusing. Kalau ngomongin pencahayaan, maka yang kita bahas adalah aperture atau diafragma, kemudian kecepatan rana, dan yang terakhir adalah ISO. Kalau soal focusing, serahkan aja sama kecerdasan kamera dan lensa. Maksudnya, pakai auto focus aja. Simpel.

             Kecepatan rana atau shutter speed, ini yang mengatur lamanya cahaya yang terekam oleh film atau sensor kamera. Semakin lama kita membuka rana, misal 1 atau 5 detik, maka makin banyak cahaya yang terekam. Sebaliknya, kalau kita atur kecepatan pada 1/30 atau 1/250 detik, maka makin sedikit cahaya yang terekam. 

            Selain tentang cahaya, kecepatan rana ini punya efek menghentikan gerakan. Makin cepat shutter speed, maka benda yang bergerak akan terlihat diam. Kalau mau bikin foto levitasi, ya pakailah kecepatan 1/200, 1/500 detik dan seterusnya.

             Sekarang tentang isi pesan dalam sebuah foto. Pasti semua sudah tahu bahwa kata ’photography’ itu serapan dari bahasa Yunani, yaitu ’photos’ yang berarti cahaya dan ’grafos’ yang punya arti menulis. Coba browsing juga tentang camera obscura. Pasti nanti akan lebih jelas. Singkatnya, fotografi adalah bahasa gambar.

            Karena fotografi adalah bahasa gambar, penting bagi kita untuk memahami aperture, shutter speed dan ISO karena mereka bertiga itu yang berkaitan dengan cahaya. Ibaratnya gini deh, enggak akan mungkin kita berkomunikasi dengan orang asing kalau kita tidak menguasai bahasa yang sama. Nah, dalam fotografi ini bahasanya adalah cahaya. Jadi mau nggak mau ya itulah yang harus kita pelajari dahulu.

             Kalau pencahayaan sudah dipelajari dan kita sudah bisa membuat foto yang berbicara, maka hal selanjutnya yang gak kalah penting adalah tentang artistik. Sisi artistik ini tentang keindahan sebuah foto, ini bisa diciptakan melalui komposisi. Masalahnya adalah, komposisi tidak bisa diatur oleh kamera. 

             Fotografernya yang harus menentukan komposisi seperti apa yang mau dipakai dalam sebuah foto. Ini murni tentang rasa, tentang kepekaan kita menangkap moment, tentang bagaimana kita menciptakan sebuah foto yang nyaman dilihat. Kuncinya ya harus sering melihat foto hasil karya orang lain yang bagus dan kemudian melatih diri sendiri supaya bisa membuat karya yang baik juga.

           ISO, ini mengatur sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Kalau memotret di tempat terang, pakai ISO rendah, misalnya ISO 100 atau 200. Jika kondisi cahaya kurang, pakai ISO tinggi, misal ISO 800 atau ISO 1600. 

           Tapi hati-hati, semakin tinggi ISO biasanya kualitas cahaya yang terekam akan menurun. Lalu bisa nggak kita motret dalam kondisi kurang cahaya dengan ISO rendah? Ya bisa. Coba seting dengan aperture besar. Atau mainkan shutter speed rendah. Atau, yang paling gampang adalah, pakai-bantuan-lampu-flash. Gampang tho?





             Banyak juga foto yang pencahayaannya biasa saja tapi terlihat menarik karena moment yang tertangkap sangat pas atau si fotografer bisa memaksimalkan komposisinya. Ini sering terjadi pada foto jurnalistik atau pada genre streetphotography.

             Aperture, ini biasanya ditandai dengan angka ’f’ atau f/stop. Ini yang menentukan banyaknya cahaya yang masuk. Urutan f/stop dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah: f/1 – f/1,4 – f/2 – f/2.8 – f/4 – f/5,6 – f/8 – f/11 – f/11 – f/16 – f/22.

            Kenapa angka yang kecil justru melambangkan bukaan diafragma besar? Ndak usah bingung, bayangin aja ’f’ ini adalah pizza. Jadi kalau misalnya f/2, kita bacanya ‘pizza dibagi 2’. Ini tentu lebih besar dibanding dengan potongan f/16 atau ‘pizza dibagi 16’. Bener ndak?

            Kalau cahaya kita anggap sebagai rumah, maka komposisi ini bisa diibaratkan seperti cara mengatur interior rumah supaya nyaman untuk dihuni. Salah satu cara untuk bisa menciptakan ruangan yang nyaman adalah dengan cara melihat buku-buku desain interior lalu kemudian kita coba terapkan di rumah kita dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi yang ada. Ya sama aja dengan foto, cari referensi lalu kemudian praktekan.

Mengenal ISTILAH Dalam Dunia Photography


          Belajar fotografi Itu Tidak Sulit Asal Kita Mempunyai Niat Dan Kalau Bisa Harus Mencintainya.

          Dan Kita juga Banyak Tahu Dunia Photography Mengapa ? Karena pasti istilah itu akan sering digunakan banyak orang dalam membicarakan hal-hal berkaitan dengan apa yang kamu tekuni itu. Nah, kalau dalam fotografi apa ya istilah-istilah dasarnya? Yuk mulai, inilah istilah-istilah fotografi.


AF : Auto fokus

AutoFocus : Fokus otomatis; keadaan dimana fokus lensa bekerja otomatis dalam waktu yang relatif cepat.

Angle of View : Sudut pandang dalam pengambilan objek foto

AR Range : Tingkat terang cahaya dimana sistem autofocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV

APS : Advance Photo System

Back light : Pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto

Battery Grip : Aksesoris tambahan yang dipasang di base kamera berisi baterai. Bisa berupa baterai bawaan kamera atau baterai AA (tambahan).

Blitz/speedlight/flash : Alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberikan pencahayaan ke objek

BOKEH : Bidang blur/out of focus; hasil dari depth of field.

Bounce : Cahaya lampu kilat yang dipantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya yang didapatkan merata menerangi objek.

Croping : Memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto

Cross Process : Proses silang. Biasanya dilakukan pada film positif (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna-warna baru pada foto.

CPL : Circular Polaraizing.

DIL : Drop in Loading.

DIR : Development Inhibitor Releaser

DRAM : Data Random Acces Memory

Esay foto : Merangkai foto menjadi cerita bertema

ESP : Electro Selective Pattern; sistem pengukuran cahaya otomatik di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar.

EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Contoh, EV=0 kekuatan pada diagframa f/1,0 kecepatan 1 detik.

Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu.

Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik.

Exposure : Hasil pengaturan bukaan diagframa dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.

Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan; membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang.

Exposure Mode : Modus pencahayaan; umumnya ada 4 tipe manual, aperature priority, shutter priority dan auto.

FID : Film strip Identification number.

Fill in Flash : Blitz pengisi; dalam kondisi tidak memerlukan blitz, ia tetap menyala untuk menerangi bagian yang gelap, seperti bayangan.

Filter : terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.

Fish Eye : Lensa dengan sudut lebar ukuran 16mm ke bawah (gambar yang dihasilkan akan terlihat melengkung).

Focusing Screen : Layar focus.

Flash Sync : Sinkron kilat; kecepatan maksimum agar body dan flash bekerja harmonis.

Golden Section : Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai bila suatu bidang merupakan kesatuan dari dua bidang yang berhubungan.

GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz, merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diagframa.

Lens Mount : Dudukan lensa.

Lens Hood : Tudung lensa.

Main Light : Cahaya pengisi/tambahan

MF : Manual fokus.

Monopod : Penyangga satu kaki untuk kamera.

Multispot : Pengukuran cahaya dari beberapa titik.

Noise : Bintik-bintik tak beraturan. Biasanya karena penggunaan senor sebuah kamera digital yang diset high.

Over Exposure : Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.

Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak.

Pull dan Push : Push merupakan peningkatan kepekaan film dalam pemotretan. Contoh dari ISO 100-200/lebih; Pull merupakan kebalikannya, yaitu penurunan kepekaan film.

Red Eye : Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu flash.

Red eye reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari.

Reverse Ring : Digunakan untuk memasang lensa yang dibalik; membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor.

Second curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup.

Shutter : Rana

Shutter Speed : Pengaturan kecepatan tutup ‘jendela’ kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.

Siluet : teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menampilkan detilnya.

SLR : Single Lens Reflect; Kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma.

Super wide : Lensa dengan panjang vokal yang sangat pendek, sehingga gambar yang ditangkap memiliki sudut pandang sangat lebar (panjang vokal kurang dari 20mm).

TLR : Twin Lens Reflect; kamera yang menggunakan dua lensa. Satu untuk melihat, lainnya untuk meneruskan cahaya ke film.

Tripod : Penyangga 3 kaki untuk kamera.

TTL : Through The Lens; Sistem pengukuran cahaya melalui lensa

Vertical Grip : Alat pelepas rana untuk pengambilan secara vertikal tanpa harus memutar tangan.

Vignette : Lingkaran gelap sekeliling foto. Umumnya terjadi saat menggunakan lensa sudut lebar.

Wide lens : Lensa lebar, mempunyai jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50mm.

Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa kabel.

Akan sangat disayangkan kalau kalian nggak memperlajari istilah-istilah tersebut yang tentunya akan memudahkan kalian. Jangan dulu dengan istilah yang rumit, mulai lah dengan yang mudah dan dasar

Apa Itu Documentary photography


          Fotografi dokumenter biasanya mengacu pada bentuk fotografi populer yang digunakan untuk mencatat peristiwa atau lingkungan yang signifikan dan relevan dengan sejarah dan peristiwa bersejarah serta kehidupan sehari-hari. 

         Ini biasanya diliput dalam jurnalisme foto profesional, atau reportase kehidupan nyata, tetapi mungkin juga merupakan pencarian amatir, artistik, atau akademis.

         Fotografi dokumenter umumnya berkaitan dengan proyek jangka panjang dengan alur cerita yang lebih kompleks, sementara foto jurnalistik lebih mementingkan berita. Kedua pendekatan tersebut seringkali tumpang tindih. 

         Beberapa ahli teori berpendapat bahwa foto jurnalistik, yang memiliki hubungan dekat dengan media berita, lebih banyak dipengaruhi daripada fotografi dokumenter karena kebutuhan untuk menghibur khalayak dan memasarkan produk.

        Sejak akhir 1970-an, penurunan fotografi yang diterbitkan majalah berarti forum tradisional untuk pekerjaan seperti itu menghilang. 

        Banyak fotografer dokumenter kini berfokus pada dunia seni dan galeri cara mempersembahkan karya mereka dan mencari nafkah. Fotografi dokumenter tradisional telah menemukan tempat di galeri fotografi berdedikasi bersama seniman lain yang bekerja di bidang lukisan, patung, dan media modern

Pengertian Fotografi konseptual


             Fotografi konseptual adalah jenis fotografi yang menggambarkan ide. Ada foto-foto ilustratif yang dibuat sejak penemuan media, misalnya dalam foto-foto yang dipentaskan paling awal, seperti Potret Diri Hippolyte Bayard sebagai Manusia Tenggelam (1840). Namun, istilah Fotografi Konseptual berasal dari Seni Konseptual gerakan akhir 1960-an. Hari ini istilah ini digunakan untuk menggambarkan metodologi atau genre.

            Fotografi konseptual adalah jenis fotografi yang dipentaskan untuk mewakili suatu gagasan. 'Konsep' keduanya terbentuk sebelumnya dan, jika berhasil, dapat dipahami dalam gambar yang lengkap. Hal ini paling sering terlihat dalam iklan dan ilustrasi di mana gambar dapat mengulangi judul atau slogan yang menyertainya.

              Istilah ' Fotografi konseptua yang digunakan untuk menggambarkan suatu genre dapat merujuk pada penggunaan fotografi dalam Seni Konseptual atau dalam fotografi seni kontemporer. Dalam kedua kasus, istilah ini tidak banyak digunakan atau diterapkan secara konsisten.

              Seni konseptual pada akhir 1960-an dan awal 1970-an sering melibatkan fotografi untuk mendokumentasikan pertunjukan, patung atau tindakan sesaat. Para seniman tidak menggambarkan diri mereka sebagai fotografer, misalnya Edward Ruscha berkata, "Fotografi hanyalah tempat bermain bagi saya. Saya sama sekali bukan fotografer."

             Seniman-seniman ini kadang-kadang disebut sebagai fotografer konseptual tetapi mereka yang menggunakan fotografi secara luas. seperti John Hilliard dan John Baldessari dan Pedram Mousavi lebih sering digambarkan sebagai photoconceptualists atau "seniman yang menggunakan fotografi".

               Sejak tahun 1970-an seniman menggunakan fotografi seperti Cindy Sherman dan terakhir Thomas Ruff dan Thomas Demand telah digambarkan sebagai konseptual. Meskipun pekerjaan mereka umumnya tidak menyerupai estetika seni konsepsi 1960-an, mereka dapat menggunakan metode tertentu yang sama seperti mendokumentasikan kinerja (Sherman), tipologi atau gambar serial (Ruff) atau mengembalikan peristiwa (Demand). 

             Kenyataannya, hutang kepada pendekatan ini dan pendekatan lain dari Seni Konseptual begitu tersebar luas dalam fotografi seni rupa kontemporer sehingga hampir semua karya dapat digambarkan sebagai konseptual. Istilah ini mungkin telah digunakan secara khusus dalam arti negatif untuk membedakan beberapa fotografi seni kontemporer dari fotografi dokumenter atau Photojournalism. Perbedaan ini telah dibuat dalam liputan Hadiah Fotografi Deutsche Börse. 

             Fotografi konseptual sering digunakan secara bergantian dengan Fotografi Seni Rupa, dan ada beberapa perselisihan tentang apakah ada perbedaan di antara keduanya. Namun, pemikiran utama adalah bahwa fotografi konseptual adalah jenis fotografi seni rupa. Fotografi seni rupa sudah termasuk fotografi konseptual. Sementara semua fotografi konseptual adalah seni rupa, tidak semua seni rupa adalah konseptual.

Saturday, December 8, 2018

Mengenal Wedding photography


             Fotografi pernikahan adalah fotografi kegiatan yang berkaitan dengan pernikahan. Ini mencakup foto-foto pasangan sebelum menikah (untuk pengumuman, pameran potret, atau kartu ucapan terima kasih) serta liputan pernikahan dan resepsi (kadang-kadang disebut sebagai sarapan pernikahan di negara-negara non-AS). Ini adalah cabang utama fotografi komersial, mendukung banyak spesialis.

             Selama era film, fotografer menyukai film negatif warna dan kamera format menengah, terutama oleh Hasselblad. Saat ini, banyak lagi pernikahan yang difoto dengan kamera SLR digital karena kenyamanan digitalnya memberikan deteksi cepat kesalahan pencahayaan dan memungkinkan pendekatan kreatif ditinjau segera.

             Terlepas dari tren ini, beberapa fotografer terus membidik dengan film karena mereka lebih suka estetika film, dan yang lain berpendapat bahwa film negatif menangkap lebih banyak informasi daripada teknologi digital, dan memiliki sedikit margin untuk kesalahan eksposur. 

            Memang benar dalam beberapa kasus, garis lintang paparan yang melekat dalam format gambar asli Raw kamera (yang memungkinkan lebih banyak paparan di bawah dan di atas JPEG) bervariasi dari produsen ke produsen. Semua bentuk RAW memiliki derajat garis lintang eksposur yang melebihi slide film - yang biasanya dibandingkan dengan penangkapan digital.

            Teknologi telah berkembang dengan penggunaan pemicu jarak jauh dan sinkronisasi flash. Fotografer pernikahan sekarang dapat melakukan perjalanan cahaya namun memiliki kemampuan untuk menggunakan pencahayaan kreatif.

             Dua pendekatan untuk fotografi pernikahan adalah tradisional dan foto jurnalistik. Banyak fotografer pernikahan akan jatuh di antara ekstrem yang diwakili oleh dua deskripsi ini.

              Fotografi pernikahan tradisional memberikan gambar yang lebih klasik dan banyak kontrol fotografer selama upacara.Fotografi foto gaya wartawan pernikahan mengambil isyarat dari gaya pelaporan editorial dan lebih fokus pada gambar candid dengan sedikit interaksi fotografer; seorang jurnalis foto pernikahan biasanya memotret gambar dengan cepat menggunakan cahaya yang tersedia atau lampu kilat pada kamera daripada menggunakan teknik tradisional berpose dan lampu studio.

             Gaya ketiga adalah pendekatan berbasis mode. Dalam fotografi pernikahan berbasis mode / kontemporer, seorang fotografer akan menggabungkan gambar candid dari peristiwa hari itu dengan gambar-gambar berpose yang terinspirasi oleh fotografi mode editorial. Gaya ini sering melibatkan post-processing gambar yang lebih inovatif dan dramatis.

             Gaya keempat yang populer di negara-negara Asia, terutama di China, adalah fotografi studio pernikahan. Biasanya, pasangan akan membuat janji dengan studio untuk pengambilan gambar di studio atau lokasi, dengan dukungan dari penata rambut dan make-up artist di samping fotografer dan pasangan. Pasangan ini akan melalui banyak perubahan pakaian dan latar belakang dengan cara yang mirip dengan pendekatan berbasis mode.

             Fotografi pernikahan dengan pendekatan foto jurnalistik.Istilah fotografi pernikahan kontemporer digunakan untuk menggambarkan fotografi pernikahan yang tidak bersifat tradisional. Penekanan dalam fotografi kontemporer adalah untuk menangkap cerita dan suasana dari hari itu, sehingga pemirsa memiliki apresiasi seperti apa pernikahan itu, daripada serangkaian pose yang ditentukan sebelumnya.

            Seorang pengantin wanita tiba di tempat itu, dengan ayahnya juga di dalam mobil. Tekstur hitam dan putih, bersama dengan ekspresinya, dan komposisi foto membuat gambar yang membangkitkan beberapa emosi dari hari itu.

            Seorang fotografer pernikahan kontemporer biasanya akan memberikan beberapa atau semua hal berikut:

           Fotografi dalam ruangan di gereja, kuil, atau tempat pribadi lainnya selama upacara dan resepsi. Fotografi di luar ruangan (sering di taman, pantai, atau lokasi yang indah pada hari pernikahan dan / atau untuk foto pertunangan). 

           Baik foto-foto berpose maupun candid (foto jurnalistik) dari pasangan pernikahan dan tamu-tamu mereka pada upacara keagamaan atau sipil, dan resepsi yang mengikuti. Potret formal di studio (untuk pernikahan dan / atau foto pertunangan). Layanan digital, seperti cetakan digital, pertunjukan slide dan galeri online. Album (baik album kusut tradisional atau jenis album flush mount yang lebih kontemporer).

           Jangkauan kiriman yang disajikan oleh fotografer pernikahan bervariasi. Tidak ada standar untuk apa yang termasuk dalam liputan atau paket pernikahan, sehingga produk bervariasi secara regional dan dari seluruh fotografer, seperti halnya jumlah gambar yang disediakan.

            Sebagian besar fotografer memberikan satu set bukti (biasanya gambar yang tidak disentuh, diedit) untuk dilihat klien. Fotografer dapat memberikan bukti cetak dalam bentuk cetakan 4x5 atau 4x6, sebuah "majalah" gambar dengan gambar berukuran thumbnail pada banyak halaman. 

           Atau, mereka akan menyediakan galeri pemeriksaan online. Gambar kadang-kadang akan menyertakan tanda air digital / logo perusahaan pada gambar. Beberapa fotografer memberikan bukti-bukti ini untuk disimpan oleh klien, dan beberapa fotografer meminta klien untuk membuat pilihan cetak final dari bukti-bukti dan kemudian mengembalikannya atau membelinya dengan biaya tambahan.

            Ada berbagai macam album dan pabrikan yang tersedia, dan fotografer dapat memberikan album kusut tradisional, album "meja kopi" yang dirancang secara digital, album pemasangan flush kontemporer, buku berikat, album gaya scrapbook, atau kombinasi dari yang di atas. 

           Album dapat dimasukkan sebagai bagian dari paket pra-pembelian, atau dapat ditambahkan sebagai pembelian setelah pernikahan. Tidak semua fotografer menyediakan album; beberapa mungkin lebih suka memberikan cetakan dan / atau file dan membiarkan klien membuat album sendiri.

           Sebagian besar fotografer mengizinkan klien untuk membeli cetakan tambahan untuk diri mereka sendiri atau keluarga mereka. Banyak fotografer sekarang menyediakan penjualan online baik melalui galeri yang berlokasi di situs web mereka sendiri atau melalui kemitraan dengan vendor lain. 

           Vendor tersebut biasanya menjadi tuan rumah gambar dan menyediakan mekanisme penjualan back end untuk fotografer; fotografer menentukan harganya sendiri dan penjual mengambil komisi atau membebankan biaya tetap.

            Beberapa fotografer juga menyertakan file foto resolusi tinggi dalam paket mereka. Para fotografer ini mengizinkan klien mereka hak terbatas untuk mereproduksi gambar untuk penggunaan pribadi mereka, sambil tetap memiliki hak cipta. 

           Tidak semua fotografer merilis file dan mereka yang melakukannya kemungkinan besar akan membebankan biaya premium untuk mereka, karena merilis file terkadang berarti menyerah setelah cetak pernikahan atau penjualan album untuk sebagian besar. 

           Dalam kasus di mana fotografer merilis gambar resolusi tinggi yang biasanya disediakan pada CD, DVD atau USB Stick, ini tergantung pada masing-masing perusahaan dan direkomendasikan klien memeriksa apa yang termasuk dalam paket fotografi pernikahan fotografer sebelum menandatangani apa pun. kontrak.

            Pemilik hak cipta gambar sering dinyatakan secara eksplisit dalam kontrak untuk layanan fotografi.Tanpa pernyataan eksplisit seperti itu, pemilik hak cipta gambar akan tergantung pada negara yang terlibat karena undang-undang hak cipta berbeda dari satu negara ke negara. 

           Fotografer yang tidak memiliki hak cipta dari gambar sering mengenakan biaya lebih untuk layanan mereka. Dalam kasus ini, fotografer memberikan gambar digital kepada klien sebagai bagian dari paket pernikahan. Klien kemudian memiliki penggunaan gambar yang tidak terbatas dan dapat mencetak apa pun yang mereka inginkan.

           Demikian pula, ada beberapa fotografer yang menawarkan hak cipta gabungan dari gambar-gambar digital sehingga mereka juga dapat menggunakan gambar-gambar itu tanpa alasan dengan alasan seperti iklan.

            Jenis foto yang diminta mungkin "tampilan pertama" di mana pengantin laki-laki melihat satu sama lain sebelum upacara untuk foto reaksi pertama daripada pertama kali melihat satu sama lain ketika pengantin wanita berjalan menyusuri lorong. 

            Tipe lain dari foto "tampilan pertama" mungkin adalah pengambilan foto ayah pengantin wanita yang melihat pengantin wanita untuk pertama kalinya ketika dia baru saja akan berjalan menyusuri lorong bersamanya.

              Karena pernikahan adalah acara satu kali, fotografer harus bersiap untuk hal yang tidak terduga. Menutupi pernikahan melelahkan sekaligus menyegarkan karena sang fotografer terus-menerus mencari sudut pandang yang bagus dan peluang untuk foto yang jujur. 

             Garis waktu komunikasi dan perencanaan sebelum acara akan mengurangi banyak tekanan yang terkait dengan memotret pernikahan. Kemampuan untuk mengambil alih dengan bijaksana juga membantu - terutama ketika memotret kelompok besar atau keluarga - harapan bersama setelah upacara. 

            Memiliki daftar run dengan semua bidikan yang diharapkan juga merupakan alat yang berguna. Seorang fotografer dapat bekerja dengan asisten yang dapat membawa peralatan, mengatur tamu, dan membantu dengan penyesuaian pakaian atau memegang reflektor.

             Beberapa fotografer pernikahan memiliki kantor atau studio yang dapat berfungsi ganda sebagai studio fotografi ritel. Di kota-kota besar, orang mungkin menemukan studio fotografi pernikahan khusus yang hanya mencakup pernikahan dan mungkin memiliki studio besar yang dilengkapi dengan make-up, rambut, dan pilihan gaun yang siap dipakai oleh pengantin wanita. 

            Fotografer pernikahan lainnya dapat bekerja dari studio rumah atau dari ruang kerja bersama, lebih suka memotret klien di lokasi. Fotografer berbasis rumah ini dapat menyewa fotografer tambahan untuk membantu mereka jika program pernikahan besar atau tidak dapat dikelola oleh satu fotografer.


Apa Sih Itu Fotografer jalanan


             Fotografer jalanan / Street photography, juga kadang-kadang disebut candid candid, adalah fotografi yang dilakukan untuk seni atau penyelidikan yang menampilkan pertemuan kebetulan dan insiden acak di tempat-tempat umum. 

             Meskipun ada perbedaan antara fotografi jalanan dan candid, biasanya halus dengan sebagian besar fotografi jalanan sifatnya jujur ​​dan beberapa fotografi candid diklasifikasi sebagai fotografi jalanan. Fotografi jalanan tidak mengharuskan keberadaan jalan atau bahkan lingkungan perkotaan. 

             Meskipun orang biasanya menampilkan langsung, fotografi jalanan mungkin tidak ada di orang dan dapat berupa objek atau lingkungan tempat gambar memproyeksikan karakter manusia yang jelas dalam faksimili atau estetika.

             Fotografer itu adalah versi bersenjata dari walker soliter yang mengintai, menguntit, menjelajahi inferno perkotaan, kereta dorong voyeuristik yang menemukan kota sebagai lanskap ekstrem yang menggairahkan. Mahir akan kebahagiaan menonton, penikmat empati, flâneur menemukan dunia

              Fotografer jalanan dapat dilihat sebagai perpanjangan dari flâneur, pengamat jalanan (yang sering menjadi penulis atau seniman).

             Pembingkaian dan pemilihan waktu dapat menjadi aspek utama dari kerajinan dengan tujuan beberapa fotografi jalanan adalah untuk menciptakan gambar pada saat yang menentukan atau pedih.

             Fotografi jalanan dapat fokus pada orang dan perilaku mereka di depan umum, dengan demikian juga merekam sejarah orang. Motivasi ini mensyaratkan juga untuk menavigasi atau menegosiasikan perubahan harapan dan hukum privasi, keamanan dan properti. 

            Dalam hal ini, fotografer jalanan mirip dengan fotografer dokumenter sosial atau jurnalis foto yang juga bekerja di tempat-tempat umum, tetapi dengan tujuan menangkap peristiwa yang layak diberitakan; gambar fotografer ini dapat menangkap orang dan properti yang terlihat di dalam atau dari tempat umum. 

            Banyak dari apa yang dianggap, secara gaya dan subyektif, sebagai fotografi jalanan definitif dibuat di era yang mencakup akhir abad ke-19 hingga akhir 1970-an, periode yang melihat munculnya kamera portabel yang memungkinkan fotografi candid di depan umum. tempat

           Sebagian besar jenis kamera portabel digunakan untuk fotografi jalanan; misalnya pengukur jarak, SLR digital dan film, dan kamera point-and-shoot.

           Panjang fokus format bingkai penuh 35 mm yang biasa digunakan dari 28 mm hingga 50 mm, digunakan khususnya untuk sudut pandang dan peningkatan kedalaman bidang, dengan lensa sudut lebar berpotensi memungkinkan pendekatan jarak dekat yang dekat dengan subjek manusia tanpa curiga. mereka ada dalam bingkai. Namun, tidak ada pengecualian untuk apa yang mungkin digunakan.

          Dua teknik pemfokusan alternatif yang umum digunakan adalah pemfokusan zona dan jarak hyperfocal, baik untuk membebaskan fotografer dari fokus manual; atau di mana fokus otomatis terlalu lambat, atau fotografer tidak dapat memastikan titik fokus akan jatuh di mana fotografer memilih untuk menempatkan subjek mereka dalam situasi yang berubah dengan cepat; dan yang juga memfasilitasi pemotretan "dari pinggul" yaitu tanpa membawa kamera ke mata.

           Dengan pemfokusan zona, fotografer memilih untuk mengatur fokus ke jarak tertentu, mengetahui bahwa area tertentu di depan dan di luar titik itu akan menjadi fokus. Fotografer hanya perlu ingat untuk menjaga subjek mereka di antara jarak yang ditetapkan.

          Teknik jarak hyperfocal membuat sebanyak mungkin dapat diterima tajam sehingga fotografer dibebaskan lebih jauh, dari tidak harus mempertimbangkan jarak subjek, selain tidak terlalu dekat. 

          Fotografer menetapkan fokus ke titik tetap khusus untuk panjang fokus lensa, dan aperture yang dipilih, dan dalam kasus kamera digital, faktor krop mereka. Dengan demikian segala sesuatu dari jarak tertentu (yang biasanya akan dekat dengan kamera), sepanjang jalan hingga tak terbatas, akan sangat tajam.

          Semakin lebar panjang fokus lensa (yaitu 28 mm), dan semakin kecil aperturnya diatur (yaitu f / 11), dan dengan kamera digital semakin kecil faktor kropnya, semakin dekat ke kamera adalah titik di mana mulai menjadi tajam tajam.

          Atau, pencari tingkat pinggang dan layar pengartikulasi dari beberapa kamera digital memungkinkan untuk menyusun, atau menyesuaikan fokus, tanpa membawa kamera ke mata dan menarik perhatian yang tidak diinginkan kepada fotografer.

          Antisipasi memainkan peran di mana latar belakang yang relevan atau ironis yang mungkin bertindak sebagai kertas untuk insiden latar belakang atau orang yang lewat dibingkai dengan cermat sebelumnya; itu adalah strategi yang banyak digunakan untuk foto-foto jalanan awal

          Fotografi jalanan dan fotografi dokumenter dapat menjadi genre fotografi yang sangat mirip yang seringkali tumpang tindih dengan kualitas individu yang berbeda.

         Fotografer dokumenter biasanya memiliki pesan yang sudah ditentukan sebelumnya dan niat untuk merekam peristiwa tertentu dalam sejarah. Keseluruhan pendekatan dokumenter mencakup aspek jurnalisme, seni, pendidikan, sosiologi dan sejarah.

          Dalam penyelidikan sosial, seringkali gambar-gambar dokumenter dimaksudkan untuk memprovokasi, atau untuk menyoroti perlunya, perubahan masyarakat. 

          Sebaliknya, fotografi jalanan bersifat reaktif dan tidak tertarik dan dimotivasi oleh rasa ingin tahu atau penyelidikan kreatif, memungkinkannya untuk memberikan gambaran yang relatif netral tentang dunia yang mencerminkan masyarakat, "tidak dimanipulasi" dan dengan subyek yang biasanya tidak sadar.

         Masalah fotografer jalanan mengambil foto orang asing di tempat umum tanpa persetujuan mereka (yaitu 'fotografi candid' menurut definisi) untuk tujuan seni rupa telah menjadi kontroversial. 

         Memotret orang dan tempat di depan umum adalah legal di sebagian besar negara yang melindungi kebebasan berekspresi dan kebebasan jurnalistik. Biasanya ada batasan tentang bagaimana foto orang dapat digunakan dan sebagian besar negara memiliki undang-undang khusus tentang privasi orang.

        Fotografi jalanan juga dapat bertentangan dengan undang-undang yang awalnya dibuat untuk melindungi terhadap paparazzi, fitnah, atau pelecehan; dan undang-undang khusus terkadang berlaku ketika mengambil gambar anak di bawah umur

Pengertian Digital photography


              Fotografi digital / Digital photography menggunakan kamera yang mengandung array dari photodetektor elektronik untuk menangkap gambar yang difokuskan oleh lensa, sebagai lawan dari paparan pada film fotografi. 

              Gambar yang diambil akan didigitalkan dan disimpan sebagai file komputer yang siap untuk diproses, dilihat, diterbitkan, atau dicetak secara digital.

              Sampai munculnya teknologi semacam itu, foto dibuat dengan memaparkan film dan kertas fotografi yang peka terhadap cahaya, yang diproses dalam larutan kimia cair untuk mengembangkan dan menstabilkan gambar. Foto-foto digital biasanya dibuat semata-mata oleh teknik fotolistrik dan mekanik berbasis komputer, tanpa pemrosesan kimia bath basah.

              Kamera digital konsumen pertama dipasarkan pada akhir 1990-an. Profesional cenderung ke digital perlahan-lahan, dan dimenangkan ketika pekerjaan profesional mereka diperlukan menggunakan file digital untuk memenuhi tuntutan pengusaha dan / atau klien, untuk perputaran yang lebih cepat daripada metode konvensional akan memungkinkan.

              Mulai sekitar 2007, kamera digital dimasukkan ke dalam telepon seluler dan pada tahun-tahun berikutnya, kamera telepon seluler tersebar luas, terutama karena konektivitasnya ke situs web media sosial dan email. 

              Sejak 2010, format point-and-shoot dan DSLR digital juga melihat persaingan dari format kamera digital mirrorless, yang biasanya memberikan kualitas gambar yang lebih baik daripada format point-and-shoot atau ponsel tetapi memiliki ukuran dan bentuk yang lebih kecil daripada DSLR khas. 

             Banyak kamera tanpa cermin menerima lensa yang dapat dipertukarkan dan memiliki fitur-fitur canggih melalui jendela bidik elektronik, yang menggantikan gambar pencari lensa melalui format SLR.

            Sementara fotografi digital baru-baru ini relatif baru menjadi arus utama, akhir abad ke-20 menyaksikan banyak perkembangan kecil yang mengarah pada penciptaannya. Gambar pertama Mars diambil ketika Mariner 4 terbang pada 15 Juli 1965, dengan sistem kamera yang dirancang oleh NASA / JPL. 

            Meskipun bukan apa yang biasanya kita definisikan sebagai kamera digital, itu menggunakan proses yang sebanding. Ini menggunakan tabung kamera video, diikuti oleh digitizer, bukan mosaik elemen sensor keadaan padat. Ini menghasilkan gambar digital yang disimpan dalam kaset untuk transmisi lambat yang kemudian kembali ke Bumi.

            Sejarah nyata fotografi digital seperti yang kita kenal dimulai pada 1950-an. Pada tahun 1951, sinyal digital pertama disimpan ke pita magnetik melalui perekam kaset video pertama.Enam tahun kemudian, pada tahun 1957, gambar digital pertama diproduksi melalui komputer oleh Russell Kirsch. Itu adalah gambar putranya. 

           Pada akhir 1960-an, Willard S. Boyle dan George E. Smith, dua fisikawan dengan Bell Labs, Inc., menemukan perangkat charge-coupled device (CCD), sirkuit semikonduktor yang kemudian digunakan dalam kamera video digital pertama untuk penyiaran televisi. Penemuan mereka diakui oleh Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 2009.

           Foto digital berwarna pertama yang diterbitkan diproduksi pada tahun 1972 oleh Michael Francis Tompsett menggunakan teknologi sensor CCD dan ditampilkan pada sampul Majalah Elektronik. Itu adalah foto istrinya, Margaret Thompsett. Cromemco Cyclops, sebuah kamera digital yang dikembangkan sebagai produk komersial dan dihubungkan dengan komputer mikro, ditampilkan dalam majalah Popular Electronics edisi Februari 1975. Ini menggunakan teknologi semikonduktor logam-oksida (MOS) untuk sensor gambarnya.

            Kamera digital mandiri (portabel) pertama diciptakan kemudian pada tahun 1975 oleh Steven Sasson dari Eastman Kodak. Kamera Sasson menggunakan chip sensor gambar CCD yang dikembangkan oleh Fairchild Semiconductor pada tahun 1973. 

            Kamera berbobot 8 pound (3,6 kg), merekam gambar hitam dan putih ke kaset, memiliki resolusi 0,01 megapiksel (10.000 piksel), dan butuh 23 detik untuk mengambil gambar pertamanya pada Desember 1975. Kamera prototipe adalah teknik berolahraga, tidak dimaksudkan untuk produksi. Meskipun baru pada tahun 1981 kamera konsumen pertama diproduksi oleh Sony, Inc., dasar untuk pencitraan digital dan fotografi telah diletakkan.

            Kamera digital pertama yang tersedia secara komersial pertama adalah 1990 Model Dycam 1; itu juga dijual sebagai Logitech Fotoman. Ia menggunakan sensor gambar CCD, menyimpan gambar secara digital, dan terhubung langsung ke komputer untuk mengunduh gambar.

            Awalnya ditawarkan kepada fotografer profesional dengan harga yang lumayan, pada pertengahan hingga akhir 1990-an, karena kemajuan teknologi, kamera digital umumnya tersedia untuk masyarakat umum.

           Munculnya fotografi digital juga memberi jalan bagi perubahan budaya di bidang fotografi. Berbeda dengan fotografi tradisional, ruangan gelap dan bahan kimia berbahaya tidak lagi diperlukan untuk pasca produksi gambar - gambar sekarang dapat diproses dan ditingkatkan dari belakang layar komputer di rumah sendiri. 

           Hal ini memungkinkan fotografer untuk lebih kreatif dengan teknik pemrosesan dan pengeditan mereka. Ketika bidang ini menjadi lebih populer, jenis fotografi digital dan fotografer menjadi beragam. Fotografi digital mengambil fotografi itu sendiri dari lingkaran kecil yang agak elit, ke yang mencakup banyak orang.

         Telepon kamera juga membantu mempopulerkan fotografi digital, bersama dengan internet dan media sosial.Ponsel pertama dengan kamera digital built-in diproduksi pada 2000 oleh Sharp dan Samsung.Kecil, nyaman, dan mudah digunakan, ponsel kamera telah membuat fotografi digital ada di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari masyarakat umum.

          Menurut penelitian dari KeyPoint Intelligence / InfoTrends, diperkirakan 400 miliar foto digital diambil secara global pada tahun 2011 dan ini akan naik menjadi 1,2 triliun foto pada tahun 2017. [perlu pembaruan] Diperkirakan 85 persen dari foto yang diambil pada 2017 akan dilakukan dengan smartphone daripada kamera digital tradisional.

          Sensor gambar membaca intensitas cahaya, dan perangkat memori digital menyimpan informasi gambar digital sebagai ruang warna RGB atau sebagai data mentah.

          Dua jenis sensor utama adalah charge-coupled devices (CCD), di mana biaya foto bergeser ke konverter charge-to-voltage pusat, dan CMOS atau sensor piksel aktif.

           Kecuali untuk beberapa jenis kamera linear array di web-end tertinggi dan sederhana di-end terendah, perangkat memori digital (biasanya kartu memori; floppy disk dan CD-RW kurang umum) digunakan untuk menyimpan gambar, yang dapat ditransfer ke komputer nanti.

           Kamera digital dapat mengambil gambar, dan mungkin juga merekam suara dan video. Beberapa dapat digunakan sebagai webcam, beberapa dapat menggunakan standar PictBridge untuk terhubung ke printer tanpa menggunakan komputer, dan beberapa dapat menampilkan gambar langsung di televisi.

           Demikian pula, banyak camcorder dapat mengambil foto, dan menyimpannya di kaset video atau pada kartu memori flash dengan fungsi yang sama dengan kamera digital.

           Fotografi digital adalah salah satu contoh perubahan yang paling luar biasa dari mengubah informasi analog konvensional menjadi informasi digital. Pergeseran ini sangat luar biasa karena merupakan proses kimia dan mekanik dan menjadi proses yang se

            Banyak telepon kamera dan kebanyakan kamera digital menggunakan kartu memori yang memiliki memori flash untuk menyimpan data gambar. Mayoritas kartu untuk kamera terpisah adalah format SD (Secure Digital); banyak yang CompactFlash (CF) dan format lainnya jarang. 

            Format kartu XQD adalah bentuk kartu baru terakhir, yang ditargetkan untuk camcorder definisi tinggi dan kamera foto digital resolusi tinggi. Sebagian besar kamera digital modern juga menggunakan memori internal untuk kapasitas terbatas untuk gambar yang dapat ditransfer ke atau dari kartu atau melalui koneksi kamera; bahkan tanpa kartu memori dimasukkan ke dalam kamera.

           Kartu memori dapat menampung banyak sekali foto, hanya membutuhkan perhatian saat kartu memori penuh. Bagi sebagian besar pengguna, ini berarti ratusan foto berkualitas disimpan di kartu memori yang sama. 

           Gambar dapat ditransfer ke media lain untuk arsip atau penggunaan pribadi. Kartu dengan kecepatan dan kapasitas tinggi cocok untuk mode video dan burst (menangkap beberapa foto secara berurutan).

            Karena fotografer mengandalkan integritas file gambar, penting untuk merawat kartu memori dengan benar. Panggilan advokasi umum untuk pemformatan kartu setelah mentransfer gambar ke komputer. 

            Namun, karena semua kamera hanya melakukan pemformatan kartu dengan cepat, disarankan untuk melakukan pemformatan yang lebih menyeluruh menggunakan perangkat lunak yang sesuai pada PC sesekali. Secara efektif, ini melibatkan pemindaian kartu untuk mencari kemungkinan kesalahanmuanya digital dengan komputer yang terpasang di semua kamera digital

Mengenal Jauh Nature photography


             Fotografi alam / Nature photography adalah berbagai macam fotografi yang diambil di luar ruangan dan dikhususkan untuk menampilkan elemen-elemen alami seperti lanskap, margasatwa, tanaman, dan gambar pemandangan dan tekstur alami dari dekat. Fotografi alam cenderung lebih menekankan pada nilai estetika foto daripada genre fotografi lainnya, seperti foto jurnalistik dan fotografi dokumenter.
            
            "Fotografi alam" tumpang tindih dengan bidang - dan kadang-kadang dianggap sebagai kategori menyeluruh termasuk - "fotografi satwa liar," "fotografi lanskap," dan "fotografi taman".
             Foto-foto alam diterbitkan dalam majalah ilmiah, perjalanan dan budaya seperti National Geographic Magazine, National Wildlife Magazine dan Audubon Magazine atau majalah yang lebih spesifik lainnya seperti Outdoor Photographer dan Nature's Best Photography.

              Fotografer alam yang terkenal termasuk Ansel Adams, Eliot Porter, Frans Lanting, Galen Rowell, dan Art Wolfe.

              Fotografi satwa liar adalah tentang menangkap binatang di habitat alami mereka. Hewan-hewan sering difoto dalam aksi, seperti makan, berkelahi, atau dalam penerbangan. 

            Atau, potret yang lebih statis dapat digunakan untuk menunjukkan detail binatang atau menggambarkannya di lingkungannya. Hewan yang ditangkap atau dikontrol sering kali difoto alih-alih spesimen liar, meskipun dapat diperdebatkan apakah ini merupakan fotografi satwa liar sejati.

             Organisasi fotografi terbesar di dunia, Masyarakat Fotografi Amerika, Fédération Internationale de l'Art Photographique dan Royal Photographic Society telah menyepakati definisi untuk fotografi alam dan satwa liar yang akan diterapkan pada kompetisi fotografi. Teknik-teknik fotografi satwa liar sangat berbeda dari yang digunakan dalam fotografi lanskap. 

             Misalnya, dalam fotografi satwa liar lubang lebar digunakan untuk mencapai kecepatan rana yang cepat, membekukan gerakan subjek, dan mengaburkan latar belakang, sementara fotografer lanskap lebih menyukai lubang kecil. Satwa liar juga biasanya ditembak dengan lensa telefoto panjang dari jarak jauh; penggunaan lensa telefoto semacam itu sering mengharuskan penggunaan tripod (karena semakin lama lensa, semakin sulit untuk dipegang). Banyak fotografer kehidupan liar menggunakan tirai  atau kamuflase.

             Artikel fotografi makro menjelaskan fotografi close-up secara umum; Namun, ini juga merupakan jenis fotografi alam. Sementara subjek makro umum - lebah, capung, dan sebagainya - dapat digambarkan sebagai satwa liar, dunia mereka juga cocok untuk fotografi yang bagus.

            Banyak fotografer merekam gambar tekstur dalam batu, kulit pohon, daun, atau adegan kecil lainnya. Banyak dari gambar-gambar ini abstrak. Tanaman kecil dan jamur juga merupakan subjek yang populer. Fotografi alam jarak dekat tidak selalu membutuhkan lensa makro sejati; namun, pemandangan di sini cukup kecil sehingga umumnya dianggap berbeda dari lanskap biasa.

            Gambar berwarna bukan persyaratan fotografi alam. Ansel Adams terkenal dengan penggambaran alam hitam-putihnya, sementara Galen Rowell memuji film Fujifilm Velvia karena warnanya yang cerah dan jenuh, bertanya, "Siapa yang mau mengambil foto kusam yang akan bertahan seratus tahun?" Keduanya membedakan antara fotografi sebagai bentuk seni ekspresif dan kepekaan; reproduksi yang akurat tidak diperlukan.

            Sejumlah masalah etika dan perdebatan seputar penciptaan fotografi alam. Masalah umum melibatkan potensi stres atau bahaya bagi satwa liar, potensi fotografer menguasai dan menghancurkan area alam, penggunaan peternakan game, dan kejujuran serta manipulasi dalam fotografi. 

           Juga informasi yang diposting oleh fotografer di media sosial tentang lokasi spesies langka menyebabkan pemburu menggunakan informasi ini untuk berburu hewan-hewan ini.

► Most Review

Apa Sih Itu Fotografer jalanan

             Fotografer jalanan / Street photography, juga kadang-kadang disebut candid candid, adalah fotografi yang dilakukan untuk se...