Posisi tinggi kamera terhadap subjek yang difoto yaitu bisa lebih tinggi, sejajar, atau lebih rendah. Karena enggan kadang kita terus memotret subjek dalam posisi setinggi kita berdiri. Sekarang coba anda yang harus mengikuti tinggi subjek yang difoto. Jika memotret anak-anak coba ambil posisi jongkok sehingga kamera setinggi pandangan mata (eye level) anak tersebut. Pada pemotretan bayi atau jenis satwa tertentu barangkali anda perlu posisi yang bahkan lebih rendah lagi, dengan tiarap ditanah misalnya. Teknik ini banyak membantu untuk menghasilkan foto yang lebih baik pada pemotretan manusia, satwa, dsb.
2. Sudut pengambilan gambar (angle of view).
Jangan terpaku terus mengambil gambar dengan posisi setinggi kita berdiri. Cobalah bereksperimen dengan mengambil sudut pengambilan gambar yang berbeda. Dari sudut pengambilan gambar yang lebih rendah (low angle) ataupun dari sudut yang lebih tinggi (high angle). Cari tempat yang memungkinkan anda dalam posisi yang lebih tinggi atau rendah. Contohnya anda bisa berbaring di lantai untuk sudut memotret yang lebih rendah atau menggunakan kursi dan tangga, untuk sudut pemotretan yang lebih tinggi. Dengan variasi sudut pengambilan gambar, anda mempunyai lebih banyak pilihan dan bisa menentukan foto yang terbaik diantaranya.
3. Format pengambilan gambar (vertical/ horizontal)
Jika sebagian besar foto akan berhasil baik dengan format horisontal (landscape), kenapa kemudian anda tidak mencoba memvariasikan dengan mengambil juga dalam format vertikal (portrait). Hal ini akan memberikan keleluasaan untuk memilih foto nantinya. Banyak hal yang baru akan terpikir ketika kita hendak menyeleksi foto-foto hasil jepretan. Untuk momen yang hanya sekali, sangat sayang kalau anda tidak mempunyai beberapa pilihan, jadi variasikanlah format pengambilan gambar.
4. Mengunci titik fokus (focus lock).
Fasilitas khusus penguncian titik fokus dimiliki oleh sebagian besar DSLR, tapi tidak demikian halnya dengan beberapa jenis kamera saku. Namun demikian penguncian fokus pada semua jenis kamera termasuk kamera saku dapat dilakukan dengan menekan rana/ shutter releasesetengahnya. Teknik ini berguna ketika titik fokus kamera hanya tersedia ditengah sedang kita tidak ingin menempatkan subjek foto ditengah tapi pada komposisi lain sesuai keinginan. Untuk itu caranya dengan mengunci titik fokus, tekan tombol focus lock atau tekan rana/ shutter release setengahnya kemudian komposisi ulang foto (recompose) sesuai keinginan, setelah pas tekan rana/ shutter release sepenuhnya.
5. Manfaatkan flash.
Flash merupakan kelengkapan kamera yang sering dihindari pemakaiannya oleh beberapa fotografer. Namun dalam beberapa kondisi, flash justru dapat meningkatkan kualitas hasil foto yang dibuat. Misalnya pada pemotretan siang hari dimana pada subjek foto manusia sering timbul bayangan yang menggangu dibawah mata ataupun hidung, dengan flash hal ini dengan mudah dapat diatasi. Teknik ini dikenal dengan istilah fill in flash. Walau peran flash bisa diganti reflector, namun tidak semua orang memiliki dan mau membawa aksesoris tersebut. Berbagai teknik pemakaian flash akan dibicarakan pada tips dan trick yang lain.
0 komentar:
Post a Comment